Kampanye moderasi beragama diarahkan untuk membangun komunikasi di kalangan masyarakat terkait moderasi beragama yang inklusif dan seimbang, yang memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai universal, menghormati toleransi, dan menumbuhkan sikap saling pengertian serta kerukunan. Memperkuat kurikulum pendidikan, dan sumber daya pendidikan yang mempromosikan inklusivitas. 

Dalam pelaksanaanya, kampanye moderasi beragama akan menghadapi berbagai tantangan yang tentu akan menjadi perhatian lebih lanjut. Tantangan tersebut antara lain; adanya misinformasi dan disimformasi, dapat terjadi polarisasi informasi yang salah, konten dapat bersifat provokatif negatif terhadap kerukunan, kurangnya literasi digital, perkembangan algoritma artificial intelegen (AI) pada informasi tertentu, serta sulitnya mendapatkan audiens yang luas.

Pemanfaat media sosial secara optimal untuk kampanye moderasi beragama membutuhkan komitmen dan kesadaran dari setiap pengguna agar dapat menciptakan ruang online yang lebih harmonis dalam mendukung kerukunan sosial, dengan memperhatikan cara berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai sosial, penyebaran informasi yang akurat, dan pengembangan komunitas yang inklusif.

Solusi yang dapat menjadi rekomendasi kebijakan adalah mengembangkan konten moderasi beragama berbasis lokal, membangun Kolaborasi, menentukan dan menetapkan prioritas target audiens, melakukan personal approach, penguatan substansi konten moderasi beagama, melakukan evaluasi dan analisis konten, dan mencermati distribusi konten, implementasi serta sosialisasi.