Cari
Reset

Respons Dini Konflik Keagamaan di Kalangan Pelajar

Admin Minggu, 12 Januari 2025 3
Respons Dini Konflik Keagamaan di Kalangan Pelajar

Sekolah memiliki peran sentral dalam membentuk sikap, nilai, dan pola pikir pelajar. Melalui penelitian tentang respon dini terhadap konflik keagamaan di kalangan pelajar, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi respons pelajar terhadap konflik keagamaan di lingkungan sekolah. Hal ini memungkinkan kita untuk mengembangkan pendekatan pendidikan yang lebih baik, mengintegrasikan pembelajaran tentang toleransi, kerukunan, dan pemahaman antar agama ke dalam kurikulum, serta memperkuat interaksi yang positif antara pelajar dari berbagai latar belakang agama.

Pelajar merupakan agen perubahan (agent of social changes) yang kuat dalam membentuk masa depan. Mereka memiliki energi, antusiasme, dan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan sosial yang positif. Dalam konteks konflik keagamaan, pelajar dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan toleran di sekolah dan komunitas mereka. Oleh karena itu, memahami bagaimana pelajar merespons konflik keagamaan dan bagaimana mereka dapat mencegahnya secara dini menjadi sangat penting untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Melalui survei dan riset ilmiah, sejak beberapa tahun lalu, Kementerian agama melalui Puslitbang Pendidikan, Balitbang Kemenag telah mencatat sikap dan perilaku intoleransi di kalangan pelajar. Pada tahun 2011 ditemukan fakta sebesar 17,3% menyatakan indikasi sikap dan perilaku intoleran. 
Saat ini gejala sikap dan perilaku intoleransi tersebut masih tinggi. Hasil survei setara institute menunjukan bahwa 24,2% merupakan remaja intoleran pasif, 5% merupakan remaja intoleran aktif dan 0,6% merupakan remaja yang berpotensi terpapar.

Selain problem intoleransi beragama, secara umum perilaku pelajar saat ini juga banyak yang berpotgensi menyuluk konflik, seperti bulliying dan kekerasan antar geng (kelompo remoaja / pelajar).